Jejak Terakhir Kuli Urban di Tahun 2020

Restoration Club
5 min readDec 27, 2020

Tembok di sebelah utara Lapangan Bangsri, dekat Pabrik Gudang Baru, mendadak berwarna biru muda. Tembok yang panjangnya hampir 100 meter ini sebelumnya dipenuhi graffiti dan mural dengan berbagai macam warna. Graffiti dan mural yang sempat memenuhi tembok Lapangan Bangsri adalah karya dari berbagai macam writers yang ikut dalam acara bombing yang dulu diadakan Kuli Urban. Rasa sedih muncul saat melihat karya-karya tersebut diblok hingga tak terlihat lagi sedikitpun gambar yang mengekspresikan kedirian writer-nya. Kesedihan itu langsung hilang saat muncul informasi bahwa tembok tersebut ternyata sengaja diblok oleh Kuli Urban untuk digambar kembali di acara yang sedang Kuli Urban persiapkan.

Gangbang Area #4 (GBA#4) adalah nama acara yang akan menjadi sarana bagi para writers untuk mengisi kembali tembok utara Lapangan Bangsri dengan gambar-gambar baru. GBA#4 sebenarnya bukan acara yang sepenuhnya digagas oleh Kuli Urban. Gangbang Area sendiri sebelumnya telah dilakukan di beberapa wilayah oleh kolektif seni visual jalanan lain, di acaranya yang ke empat ini kru Kuli Urban menjadi tuan rumah GBA#4 di Kepanjen. GBA#4 rencananya bakal dihadiri oleh 14 writers dari berbagai wilayah, mulai dari Kepanjen, Kota Malang, hingga Batu. Nama-nama writers ini terpampang pada pamflet dengan gambar provokatif yang disebarkan oleh Kuli Urban dan jaringannya melalui media sosial. Para writers dalam GBA#4 menggunakan uang pribadi untuk membeli keperluan menggambarnya.

Persiapan untuk GBA#4 sepenuhnya dilakukan oleh kru Kuli Urban, mulai dari pengecatan tembok untuk backgrund hingga pembersihan area sekitar tembok dari rumput agar para writers nantinya nyaman saat menggambar. Masa persiapan ini menjadi bukti betapa besarnya tenaga yang dimiliki kru Kuli Urban. Bagaimana tidak, seluruh persiapan GBA#4 dilakukan dalam waktu satu hari. Pengecatan dan pembersihan ini dimulai sehari sebelum acara, mulai dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam. Tak terbayang seberapa banyak keringat kru Kuli Urban yang menempel pada kuas dan cangkul yang mereka gunakan untuk mempersiapkan GBA#4.

GBA#4 dimulai jam 8 pagi pada tanggal 27 Desember 2020. Belum banyak writers yang datang pada permulaan acara ini. Mungkin karena sebagian writers masih kelelahan karena tergabung dalam panitia persiapan GBA#4 di hari sebelumnya, sedang dalam perjalanan yang jauh menuju Kepanjen, atau karena memang memilih waktu lain untuk menggambar. Beberapa writers yang telah datang disambut dengan hangat oleh kru Kuli Urban. Ada yang langsung mulai menggambar setelah perbincangan singkat dengan koleganya, sebagian yang lain memilih untuk menghabiskan lebih banyak rokok sambil bercengkrama sebelum mulai menggambar.

Semakin siang, hari terasa semakin panas, namun masih banyak writers yang belum nampak. Kendati demikian, mulai terlihat lebih banyak coretan di tembok. Writers yang kepanasan memilih untuk rehat sejenak di bawah pohon di pinggir lapangan. Lapangan yang terbuka memang membuat sinar matahari tanpa halangan menyalurkan panasnya ke badan writers. Beberapa writers tampak menggunakan ghutrah untuk melindungi kepalanya dari sinar matahari. Di saat siang inilah writers yang mendapat spot menggambar dengan naungan pohon merasakan kemewahan daripada teman-temannya yang lain.

Sore hari nampaknya menjadi golden time bagi kebanyakan writers. Terlihat lebih banyak writers yang hadir pada waktu ini. Tembok Lapangan Bangsri mulai nampak lebih berwarna karena beberapa gambar yang digarap dari pagi hari sedang dalam masa penyelesaian oleh para empunya, ditambah dengan gambar-gambar baru oleh writers yang datang belakangan. Sore hari itu sangat berawan sehingga kru Kuli Urban khawatir hujan akan turun. Rupanya Kuli Urban sedang bernasib baik, tidak terjadi hujan hingga para writers selesai menggambar.

Berada di tengah-tengah para writers yang sedang menggambar dengan suka cita di GBA#4 sungguh menyenangkan, tapi mendengar percakapan-percakapan yang terjadi selama acara memberikan wawasan baru dan perasaan istimewa tersendiri. Sebagai bagian dari Malang Raya, ternyata Kepanjen turut mewarisi budaya khasnya, rasan-rasan. Di beberapa kesempatan, terdengar kritikan-kritikan terhadap writers lain yang tidak berada di tempat, entah itu kritikan terhadap orisinalitas gaya menggambarnya, tingkah lakunya, atau hal-hal lainnya. Tapi di sela rasan-rasan ini juga terdengar ungkapan penuh kekaguman terhadap writers lain. Ternyata ada sangat banyak hal yang bisa dikagumi dari pelaku seni visual jalanan ini, dari hasil karyanya hingga bagaimana ia bisa bertahan hidup lewat seni dengan berbagai keterbatasannya. Percakapan-percakapan seperti ini sangat menarik untuk disimak.

Hal lain yang teramati selama berlangsungnya GBA#4 adalah pilihan musik yang dipakai untuk mengiringi para writers sepanjang acara. Musik-musik hip hop/rap mendapatkan durasi putar yang jauh lebih banyak dibandingkan jenis musik lain. Kegemaran para writers terhadap musik hip hop/rap ini merupakan panggilan bagi DJ atau rapper Kepanjen untuk berkolaborasi dengan Kuli Urban dalam suatu acara di masa depan, nampaknya akan sangat menyenangkan. Acara semacam ini rupanya belum pernah terselenggara di Kepanjen, jadi segera diawali saja!

Kuli Urban sebagai komunitas graffiti/mural Kepanjen sedang dalam masa perkembangan, GBA#4 ini adalah salah satu langkah kecilnya. Melihat rentang umur anggotanya yang sangat panjang, mulai dari seumuran awal SMA hingga seumuran mahasiswa masa akhir kuliah, Kuli Urban terlihat menjanjikan untuk bertahan lama dan berbuat banyak untuk pergerakan seni Kepanjen. Semoga suatu saat dalam perjalanannya, Kuli Urban dapat mencapai cita-citanya, seperti mampu memenuhi kebutuhan menggambar para writers yang tergabung dalam acara mereka hingga membuat acara sekaliber Street Dealin Festival. Mimpi ini jangan dihakimi dulu karena Kuli Urban punya segudang rencana untuk masa depan, salah satunya adalah kolaborasi lintas disiplin kesenian. Apapun yang akan mereka capai di masa depan, mari berharap yang terbaik untuk mereka.

Jejak terakhir Kuli Urban di tahun 2020 dapat dilihat di tembok sebelah utara Lapangan Bangsri. Nikmati dan abadikan selagi ada. Pantau terus kegiatan mereka tahun depan!

Artikel ditulis oleh shuttleark

--

--

Restoration Club

Kolektif dan media pengarsipan pergerakan seni muda-mudi Kepanjen, Kab. Malang | IG: @restorationclub.kpj