[MUSIC REVIEW] Osborn Memecah Sunyi

Restoration Club
2 min readDec 30, 2020

“Sudah lama sejak Kepanjen terakhir kali melahirkan musik metal lewat musisi-musisinya. Kemunculan Osborn di tengah kealpaan ini tentunya merupakan oase di dalam gersangnya karya metal di Kepanjen. Tidak hanya sekadar muncul dan memecah kekosongan, Osborn hadir dengan bentuk yang sama sekali berbeda dari pendahulu-pendahulunya.”

“Won’t Surcease” disebut oleh Osborn sebagai perpaduan dari berbagai spektrum musik metal hingga hardcore, metallic hardcore, begitu sebut mereka secara sederhana. Osborn menaruh kepercayaan yang besar pada “Won’t Surcease” mengingat ia dipakai untuk mendeklarasikan kedirian yang baru bagi lima personilnya, dari Our Chance menjadi Osborn. Secara musikal, single ini sebenarnya tidak berbeda dengan single-single yang telah dirilis sebelumnya di bawah nama Our Chance. Perbedaan yang mencolok hanya ada pada tata sonika karena ia dikerjakan oleh insinyur bunyian yang berbeda, dan vokal yang tidak sebagus rilisan Osborn sebelumya. Entah Osborn sedang bereksperimen dengan teknik vokal baru atau karena hal lain, yang jelas vokal dalam “Self Disorder”, rilisan terakhir Our Chance sebelum single ini dirilis, lebih enak didengarkan daripada “Won’t Surcease”.

Cover single “Won’t Surcease”

“Tak ‘kan berhenti!”. Begitu kira-kira yang ingin disampaikan Osborn dalam single ini. Sepanjang lagu, lirik dari “Won’t Surcease” berisi rangkuman tentang apa-apa yang sering mereka lakukan bersama teman-temannya, moshing di gigs, menyajikan karya-karyanya di panggung, mabuk, yang secara sederhana mereka sebut sebagai berbagi kebahagiaan. Ungkapan semacam ini diulang berkali-kali seakan Osborn ingin menunjukkan betapa pentingnya berbahagia bersama teman-temannya. Repetisi semacam ini menunjukkan betapa sederhananya Osborn dalam memaknai hubungan pertemanan, sampai-sampai mereka tidak menemukan ungkapan lain selain “yang penting bahagia, dan tidak berhenti berbahagi bersama”. Tak masalah, toh memang hubungan pertemanan tidak selalu harus diromantisasi dengan mewah dan rumit.

Osborn sebagai fenomena memang tak bisa disangkal, mereka muncul di tengah kekosongan musik metal di Kepanjen. Osborn muncul dengan mendobrak standar-standar ke-metal-an yang dibentuk oleh pendahulunya. Mereka seakan tidak peduli dengan kebakuan musik metal, mereka memilih untuk mencomot banyak hal dari berbagai varian musik metal dan hardcore yang mungkin jika hal ini dilakukan lima tahun yang lalu akan membuat mereka diolok-olok oleh para puritan musik Kepanjen. Lirik tentang pertemanan yang tidak biasanya terdapat dalam musik metal menjadi perhatian tersendiri dalam “Won’t Surcease”, apakah kombinasi ini mampu membuat pendengarnya berjingkrak seperti yang diharapkan, atau akan menciptakan pengalaman yang baru dan sama sekali berbeda dari angan-angan?

Artikel ini pertama kali terbit di Terpapar! Musik, ditulis oleh shuttleark

--

--

Restoration Club

Kolektif dan media pengarsipan pergerakan seni muda-mudi Kepanjen, Kab. Malang | IG: @restorationclub.kpj